Fakta Bekasi, CIKARANG PUSAT – Plt Bupati Bekasi Akhmad Marjuki saat ini tampaknya masih gamang dan bekerja tanpa arah. Marjuki disebut boneka oleh alumni GMNI Bekasi karena digerakkan beberapa oknum eksternal dan oknum anggota DPRD Kabupaten Bekasi.
Alumni GMNI Bekasi Bambang Hariyanto mengungkapkan, pada masa transisi pemilihan dalam posisi pergantian kepala daerah yang ditinggalkan oleh alm Eka Supria Atmaja dinilai tidak profesional. Seringkali membawa kepentingan politik sepihak atau menjadi ”boneka” pejabat politik yang mempunyai kepentingan pribadi.
“Ketika proses Marjuki dianggap salah oleh Kemendagri, kemudian akhirnya diangkat menjadi wakil bupati, itu sudah kepentingan politik. Sekarang sudah menjabat, menjadi boneka pejabat politik,” terangnya.
Ditambahkan, hal itu membuat penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik berjalan tidak optimal bahkan sewenang wenang dalam pengambilan kebijakan . Sebab, kebijakan-kebijakan yang dibuat, promosi mutasi, termasuk penyusunan dan penyerapan anggaran diarahkan untuk kepentingan pejabat politik tersebut.
“Harus menjadi catatan bersama bahwa pemimpin boneka akan melahirkan citra daerah yang kurang baik, kebijakan yang tidak pro rakyat dan merugikan ASN. Sebab, sudah banyak ASN yang mengeluhkan adanya pihak eksternal dan oknum anggota dewan yang menjual jasa promosi mutasi,” kata Bambang.
Menurutnya, sebagai pejabat yang memiliki sisa jabatan 6 bulan kedepan, Marjuki harus memiliki sikap tegas dan menyaring pihak eksternal maupun oknum anggota dewan yang bermain mengatasnamakan dirinya (Plt Bupati Akmad Marjuki) dan mengatur kebijakannya.
“Boneka itu bisa diatur ke kanan, kiri, depan, belakang, atas dan bawah. Kalau bonekanya rusak (terjerat kasus hukum), emangnya si dalang mau ikutan?,” pungkasnya. (FB)