Syifa Syahrani Bachmid Mahasiswa Hubungan Internasional Uninersitas Teknologi Yogyakarta LMND DIY
BELANDA merupakan salah satu negara terkaya di Eropa yang memiliki kekayaan sebesar USD5.422 triliun pada tahun 2021. Angka tersebut adalah angka yang tergolong sangat tinggi sehingga sudah tidak bisa dipungkiri lagi bahwa Belanda mendapatkan julukan sebagai negara yang kaya meskipun Jerman dan beberapa negara kaya lainnya juga merupakan tetangga Belanda yang berpenghasilan industri terbaik. Ini tak menggeser klaim salah satu negara terkaya yang dimiliki oleh Belanda di mata Eropa, khususnya di wilayah yang sering dikenal dengan blue banana. Dalam perjalanan menuju kekayaannya negeri Kincir Angin ini melalui banyak sekali strategi-strategi dalam bidang ekonomi khususnya dengan memaksimalkan letak geografis Belanda untuk kepentingan dan kekuatan ekonominya. Strategi ini kemudian seringkali disebut sebagai salah satu kajian dari ilmu geopolitik yautu geoekonomi. Pada bagian ini, akan dipaparkan beberapa cara atau metode Belanda dalam memanfaatkan eksistensi Rooterdam sebagai tempat yang letaknya sangat strategis. Kekuatan geografi ini kemudian dimanfaatkan Belanda dengan sebaik-baiknya untuk mendapatkan kekuatan ekonomi sebagaimana yang telah dihasilkan sekarang.
Dalam geoekonomi, beberapa faktor yang perlu dilihat adalah bagaimana pemanfaatan letak geografis untuk menghasilkan manfaat ekonomi. Dalam hal ini, Belanda mempunyai sebagian besar lahan yang posisinya berada di bawah garis laut dan Rooterdam adalah kota dengan posisi paling terendah yaitu berada pada -6,7 meter diatas permukaan laut. Pelabuhan Rooterdam berada pada koordinat 51,53’06”LU 4,17’12’BT/51,885,LU 4,2867.Dengan luas 105 square km, sekarang pelabuhan ini membentangvlebih dari 40 km. Pelabuhan rooterdam ini dikatakan memiliki letak geografis yang strategis karena berada pada posisi pertemuan sungai-sungai besar di Eropa yaitu sungai Rheine, Sungai Meuse, Rotterdam, dan Belanda Selatan.
Belanda, memaksimalkan letak geografis ini dengan melakukan pembangunan besar- besaran, antara lain seperti membangub industri petrokimia, tempat pengiriman kargo, pembangunan terminal kontainer yang luas, dermaga, dan jalur kereta api. Dermaga-dermaga, dan jalur kereta yang ada di pelabuhan Rooterdam mempunyai peranan besar bagi perekonomian Belanda bahkan Eropa dikarenakan tingkat aksesibilitasnya yang sangat strategis. Pembangunan berkepanjangan di pelabuhan rooterdam merupakan salah satu strategi geoekonomi karena memumpuni kepentingan ekonomi Belanda dimana penghasilan yang didapatkan dari adanya pelabuhan tersebut sangatlah besar. Letaknya yang berada di kawasan pelayaran terpadat dunia, yakni di kawasan Laut Utara, yang bisa dilayari dengan kapal-kapal besar dan berat dari seluruh penjuru dunia membuat laju perekonomian Belanda itu sendiri.
Dengan adanya pelayaran sungai, menambah daya muat pelabuhan ini serta menjadikannya jantung utama pelayaran Eropa. Hal tersebut dilaksanakan lewat sungai Maas dan Rijn dengan kapal-kapal pengumpan lokal, bermuatan barang-barang ekspor impor. Kemudian, kontribusi sebesar 6% terhadap GDP dari pelabuhan Rooterdam di Belanda dan mampu menyerap 385.000 pekerja ini merupakan hasil dari adanya pemanfaatan letak geografis strategis yang dimiliki Belanda. Selanjutnya, Pelabuhan bea cukai ini juga memberikan keuntungan dari biaya bea cukai yang merupakan salah satu sumber pendapatan utama Pelabuhan Rotterdam dimana pada tahun 2022, bea cukai menyumbang sekitar 3,5 Miliar Euro dari total pendapatan Pelabuhan Rotterdam. Hal ini juga merupakan hasil dari adanya geoekonomi yang dimplementasikan.
Dalam praktiknya, Belanda mengeluarkan beberapa regulasi pelayaran di Belanda yang mengatur dasar-dasar hukum pelayaran Belanda, didalamnya adalah setiap kapal yang berlayar di Belanda harus memiliki izin berlayar yang dikeluarkan oleh pemerintah Belanda itu sendiri. Dalam supply chain sendiri, Belanda juga mengatur beberapa ketentuan atau syarat yang harus dipenuhi oleh negara-negara lain saat melakukan perdagangan melalui Pelabuhan Rotterdam ketentuan-ketentuan tersebut salah satunya adalah bahwa setiap negara yang ingin melakukan perdagangan khususnya melalui perairan di Rotterdam harus mempunyai Bill of Lading seperti pada gambar berikut.
Gambar disamping merupakan sebuah dokumen yang substansinya adalah informasi barang-barang yang dikirim atau disuplai. Selain itu juga diatur terkait pembayaran bea cukai yang besarannya tergantung pada jenis barang dan negara asal, biaya transportasi, hingga, biaya resiko kerusakan yang terjadi. Kebijakan-kebijakan tersebut dap akita lihat sebagai implementasi arah politik Belanda yang saat ini memprioritaskan pertumbuhan ekonomi yang laju. Ini berkaitan dengan strategi geopolitik itu sendiri dimana letak dan kondisi geografis di satu negara akan sangat mempengaruhi kebijakan yang nantinya diteteapkan.
Dalam suatu negara, geopolitik merupakan suatu cakupan yang penting karena tidak ada negara yang mau mengembangkan sumber daya yang dimiliki negara tersebut. Di Belanda sendiri, terdapat berbagai unsur geopolitik yang terdiri dari unsur SDA dan unsur penduduk. Namun jika dilihat dari unsur SDA, Belanda merupakan negara kecil di Eropa dengan banyak keterbatasan sumber daya alam karena posisi atau letaknya yang mana 2/3 dari tanahnya berada di bawah permukaaan laut. Namun Belanda memiliki unsur penduduk yang kaya. Unsur penduduk dalam geopolitik ini sendiri terdiri dari kuantitas dan kualitas yang tentunya dimiliki oleh Belanda. Kualitas ini dapat dilihat dari adanya pemanfaatan lokasi yang strategis hingga menjadi pintu perdagangan Eropa atau Pelabuhan Rotterdam. Lokasi ini juga dimanfaatkan untuk kepentingan nasionalnya yaitu untuk memajukan Pelabuhan Rotterdam dengan memanfaatkan teknologi (teknologi blockchain), menjadi pusat supply chain yang saat ini telah terealisasi,
Kode Geopolitik Belanda
Dalam kajian geopolitik Belanda, yang mana jika dilihat dari kode geopolitiknya, Belanda juga turut melakukan kerjasama dengan salah satu sekutuya yaitu Jerman. Jerman adalah mitra dagang terbesar Pelabuhan Rotterdam. Pada tahun 2022, nilai perdagangan antara Pelabuhan Rotterdam dan Jerman mencapai 102,4 miliar euro. Perdagangan antara kedua negara ini meliputi berbagai macam barang, mulai dari bahan mentah, produk manufaktur, hingga barang konsumsi. Selanjutnya sekutu yang juga bekerja sama adalah beberapa negara di Blue Banana seperti Belgia yang mana pada tahun 2022, nilai perdagangan antara Pelabuhan Rotterdam dan Belgia mencapai 39,2 miliar euro. Perdagangan antara kedua negara ini meliputi berbagai macam barang, mulai dari bahan mentah, produk manufaktur, hingga barang konsumsi. Kerjasama melalui Pelabuhan Rotterdam ini juga dilakukan dengan sekutu-sekutu lain di Blue Banana seperti Prancis dan Inggris.
Dari analisis geoekonomi dan geopolitik diatas dapat dilihat bahwa Belanda dengan keterbatasan sumber daya alamnya telah mempu memperoleh berbagai kepentingan nasional yang salah satunya adalah kepentingan ekonomi dengan memanfaatkan letak geografis yang dimiliki dengan sangat maksimal sehingga Belanda mendapatkan kekuatan ekonomi tersebut.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan Belanda sebagain pusat rantai pasokan atau supply chain Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut.
Lokasi yang strategis
Lokasi Rotterdam di mulut Sungai Maas memberikan akses yang mudah ke pasar-pasar utama di Eropa dan di seluruh dunia. Sungai Maas menghubungkan Rotterdam ke Laut Utara, yang merupakan jalur pelayaran yang penting. Sungai ini juga menghubungkan Rotterdam ke Eropa Tengah, yang merupakan pusat industri dan manufaktur yang penting. Lokasi strategis Rotterdam telah memungkinkannya untuk menjadi pusat perdagangan internasional yang penting. Pelabuhan ini menangani berbagai jenis barang, termasuk bahan bakar, bahan baku, dan produk manufaktur. Barang-barang ini kemudian didistribusikan ke seluruh Eropa dan ke seluruh dunia.
Infrastruktur yang luas dan canggih
Pelabuhan Rotterdam memiliki infrastruktur yang luas dan canggih untuk menangani berbagai jenis barang. Pelabuhan ini memiliki terminal peti kemas terbesar di Eropa, dan juga memiliki terminal bahan bakar dan bahan baku yang besar. Terminal peti kemas Rotterdam memiliki kapasitas lebih dari 18 juta TEU per tahun. Terminal ini dapat menangani berbagai ukuran kapal peti kemas, termasuk kapal peti kemas terbesar di dunia. Terminal bahan bakar dan bahan baku Rotterdam memiliki kapasitas lebih dari 100 juta ton per tahun. Terminal ini dapat menangani berbagai jenis bahan bakar, termasuk minyak mentah, gas alam, dan bahan kimia. Infrastruktur yang luas dan canggih Pelabuhan Rotterdam telah memungkinkannya untuk menangani volume perdagangan yang besar. Pelabuhan ini memainkan peran penting dalam menghubungkan Belanda dan Eropa dengan pasar-pasar utama di seluruh dunia.
Kerjasama dengan mitra internasional
Pelabuhan Rotterdam bekerja sama dengan mitra internasional untuk mengembangkan rantai pasokan yang efisien. Pelabuhan ini memiliki hubungan dekat dengan perusahaan pelayaran, perusahaan logistik, dan perusahaan manufaktur di seluruh dunia. Pelabuhan Rotterdam telah bekerja sama dengan perusahaan pelayaran untuk mengembangkan jadwal pengiriman yang efisien. Pelabuhan ini juga telah bekerja sama dengan perusahaan logistik untuk mengembangkan jaringan transportasi yang efisien. Pelabuhan Rotterdam juga telah bekerja sama dengan perusahaan manufaktur untuk mengembangkan strategi rantai pasokan yang efisien. Pelabuhan ini telah membantu perusahaan manufaktur untuk mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi. Kerjasama dengan mitra internasional telah membantu Pelabuhan Rotterdam untuk menjadi salah satu pusat rantai pasokan utama di dunia. Pelabuhan ini telah menjadi hub yang penting untuk perdagangan internasional dan untuk rantai pasokan global.