KABUPATEN BEKASI – Hari minggu (10/12/207), menjadi titik awal Komunitas Sungai Cibeet mendeklarasikan dirinya sebagai bentuk semangat mengembalikan fungsi sungai yang sebenarnya. Pasalnya, mayoritas sungai dan kali di Kabupaten Bekasi sudah tercemar limbah perusahaan, limbah rumah tangga, menjadi tempat cuci baju dan mandi warga bantaran sungai dan kali. Komunitas ini, menginginkan sungai Cibeet khususnya kembali berfungsi sebagaimana mestinya.
Sekjen Komunitas Sungai Cibeet Jon Soni Sulaksono mengungkapkan, sungai Cibeet yang panjangnya mencapai 40 kilometer ini diduga sudah tercemar limbah industri dan limbah rumahtangga. Memang perlu diuji di laboratorium, namun secara kasat mata pencemaran sudah dapat dlihat.
“Kami ingin menjaga kelestarian sungai Cibeet, karena menurut kami kondisinya sudah memprihatinkan. Banyak kerusakan yang terjadi, dan komunitas ini diharapkan mampu membawa perubahan,” terang Soni.
Keseruan menelusuri sungai Cibeet terlihat dari antusias masyarakat sekitar. Sekira 100 orang lebih yang tergabung di komunitas ini ikut menelusuri sungai Cibeet, termasuk Muspika Cikarang Timur.
Komunitas sungai Cibeet meminjam empat perahu karet milik BPBD Kabupaten Bekasi dan satu milik Koramil Cikarang Timur. Penelusuran dilakukan selama 4 jam sepanjang 5 kilometer.
Tidak sekedar menelusuri sungai Cibeet, komunitas ini juga mencatat dan melihat kerusakan apa saja yang terjadi di sungai Cibeet. Mulai dari gerusan air sungai yang semakin tinggi, pipa milih industri yang mengarah ke sungai Cibeet serta sampah rumah tangga yang berada di pinggir sungai.
Komunitas yang baru dibentuk ini juga melihat potensi yang bisa digarap di sungai Cibeet. Seperti membuat pariwisata pinggir sungai, flying fox yang menyebrangi sungai Cibeet, membuat tempat favorit bagi anak muda untuk berfoto ria serta membuat wisata kuliner di pinggir sungai Cibeet.
“Jika kondisi airnya bagus, sangat indah kok untuk ditelusuri. Banyak potensi yang bisa dibuat. Kami sedang mencatat dan mendata dan nantinya akan dikoordinasikan dengan pemerintah daerah,” tambah Soni.
Ekosistem burung dan tanaman juga masih banyak dijumpai disepanjang sungai Cibeet. Burung Tekukur, burung Kutilang, burung Kuntul, biawak, pohon rambutan, bambu dan pohon pisang paling mendominasi. Komunitas ini berupaya untuk menjaga itu semua.
Patroli sungai Cibeet akan dilakuan secara rutin satu minggu sekali. Setiap data dan catatan yang menjadi temuan komunitas ini, akan dilaporkan ke Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi. (mot)