Fakta Bekasi, CIKARANG PUSAT – Pj. Bupati Bekasi Dani Ramdan dinilai minim program dan inovasi dalam membangun Kabupaten Bekasi. Hal itu dinilai LSM Kompi lantaran tidak ada pembangunan dan inovasi di Kabupaten Bekasi yang berasal dari Dani Ramdan selama dua tahun menjabat. Dani Ramdan lebih dikenal sebagai penjabat bupati seremonial dalam berbagai acara pemerintahan dan swasta dengan eksposure tinggi di media sosial dan pemberitaan yang masif dengan tujuan pencitraan. Mayoritas pembangunan merupakan program dari dinas maupun program turunan dari Pemerintah Pusat dan provinsi.
Ketua Umum LSM Kompi Ergat Bustomy Ali menjelaskan, setiap kegiatan Pemkab Bekasi yang bersifat seremonial diresmikan oleh Pj. Bupati Bekasi Dani Ramdan. Kegiatan dinas yang dibuka atau diresmikan Dani Ramdan merupakan program dinas tahunan atau berkaitan dengan program pusat dan provinsi. Dani diketahui belum mengusung program dan inovasi baru selama menjabat, padahal kata Ergat, sebagai penjabat bupati memiliki kewenangan penuh untuk membuat atau memodifikasi program dan inovasi yang sudah ada.
“Kalau memang ada kemauan pasti bisa, cuma kan selama ini yang ramai itu pencitraan selama menjabat, bukan program dan inovasi selama menjabat. Kalau menekankan disiplin pegawai, sudah ada reward dan punishment serta banyak aturan yang mengatur disipilin pegawai, jadi gak perlu repot-repot mendisiplinkan pegawai. Soal pembangunan fisik, mayoritas adalah rencana dinas dan pokpir dewan serta meneruskan program yang sudah berjalan. Bicara pengangkatan ribuan PPPK, itu kan juga sudah perintah dari pusat. Menurut kami memang Dani hanya sebatas pelaksana saja,” bebernya.
Ditambahkan, mengaca pada bupati sebelumnya yang memiliki program serta inovasi baru dalam membangun Kabupaten Bekasi yang langsung dirasakan masyarakat serta berdampak besar, seharusnya Dani yang tidak memiliki program dan inovasi membangun perlu melakukan Amati Tiru Modifikasi (ATM). Menurut Ergat, meneruskan program bupati sebelumnya dengan memodifikasi lebih baik tentu akan menjadi ciri bagi kepala daerah. Perubahan dan kemajuan Kabupaten Bekasi akan jauh lebih terasa jika penjabat bisa memaksimalkan potensi sumber daya manusia dan anggaran yang ada.
“Ini contoh program dari bupati sebelumnya yang menjadi ciri khas, Sa’duddin dengan inovasi perubahannya, membuat jalanan di Kabupaten Bekasi seluruhnya di cor, sehingga dikenal dengan Sa’duddin Cor. Neneng Hasanah Yasin dengan programnya membangun rumah tidak layak huni menjadi layak huni hampir diseluruh wilayah di Kabupaten Bekasi sehingga dikenal sebagai Neneng Rutilahu. Kedua program dan inovasi itu sampai saat ini terus dilaksanakan. Dani Ramdan kan juga bisa memodifikasi program rutilahu dengan membuat jamban umum sehingga masyarakat tidak lagi buang air besar di kali sehingga Dani bisa dikenal juga dengan Dani Jamban,” ungkap Ergat.
Menurut Ergat, untuk memimpin Kabupaten Bekasi perlu program dan inovasi, bukan hanya meresmikan atau membuka acara. Dani Ramdan jangan hanya dikenal sebagai Dani Seremonial atau Dani Pj, tetapi dikenal dengan program dan inovasinya yang secara terus menerus bisa dilaksanakan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
“Kalau memang ingin maju dalam pilkada tahun ini, Dani harus membawa program dan inovasi baru. Kami pun akan mendukung calon bupati yang memiliki program dan inovasi untuk membangun Kabupaten Bekasi lebih baik, bukan hanya menghadiri peresmian atau pembukaan acara,” tutupnya. (***)