KABUPATEN BEKASI – Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Kabupaten Bekasi yang bergerak di bidang energi, minyak dan gas bumi, infrastruktur, industri, perdagangan dan Jasa, yakni PT. Bina Bangun Wibawa Mukti (BBWM) berinovasi dengan menyalurkan gas terproses kepada PT. Pertamina. Gas terproses itu nantinya bisa diolah menjadi elpiji dan kemudian disalurkan ke perusahaan lain.
Direktur Utama PT. BBWM, Prananto Sukodjatmoko menjelaskan skema gas terproses dinilai tepat untuk dilakukan saat ini ditengah anjloknya harga minyak dan gas dunia mencapai 45-50 US Dolar per barel dan adanya beberapa aturan dari pemerintah yang sulit untuk diterapkan.
“Jadi gas terproses ini adalah pilihan yang sangat baik untuk PT. BBWM saat ini. Insyalallah dengan skema ini PT. BBWM akan menjadi kembali lagi seperti sediakala” kata Prananto Sukodjatmoko usai menghadiri ‘Tasyakuran’ Produksi Perdana Gas Terproses Kilang LPG Tambun, Rabu (06/12).
Dijelaskan olehnya, jika dibandingkan dengan skema yang dilakukan PT. BBWM sebelumnya, yakni menjual gas putus maka pihaknya akan kesulitan untuk menjual karena harganya sudah diatur oleh pemerintah dan ada margin keuntungan yang dibatasi, yakni hanya sebesar 7 persen.
“Kalo gas putus itu susah jualnya karena harganya sudah diatur oleh pemerintah dan ada margin yang dibatasi. Ngambil untung gede-gede nggak boleh maksimum 7% dari hulu ke hilir. Jadi sekarang kita gunakan startegi yang tepat yakni gas terproses,” ucapnya.
Skema ini dinilai perlu dilakukan guna meningkatkan produksi dan perolehan pendapatan dari PT. BBWM dan juga diharapkan mampu membantu memenuhi bahan baku elpiji dalam negeri sebab 50 persennya masih dipasok dari luar.
“Sekarang kita perharinya sudah bisa menghasilkan 50 ton gas (yang bisa diolah menjadi) Elpiji. Mudahan-mudahan kedepan setiap harinya bisa semakin bertambah banyak,” ucapnya.
Terkait dengan menurunnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) PT. BBWM setiap tahunnya, Prananto mengatakan hal itu disebabkan beberapa hal seperti harga minyak dan gas dunia yang turun dan masih adanya kilang yang belum dilakukan perbaikan sehingga mempengaruhi juga produksi gas dari BUMD yang dikelolanya.
“Tahun 2017 ini PAD kita Rp. 2,5 miliar. Insyaallah di tahun 2018 ini bisa naek, kita sih berharap minimal bisa seperti sediakala,” kata dia. (adv/ger)