Fakta Bekasi, CIKARANG PUSAT–Dalam rangka memperingati hari jadi Kabupaten Bekasi ke 68, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi terus berupaya membangun segala bidang untuk menyejahterakan masyarakatnya. Ditahun 2018, Pemkab Bekasi ini mempunyai misi ‘membangun Kabupaten Bekasi semakin bersinar’.
Bekasi yang dikenal sekarang telah tercatat dalam sejarah sejak masa Kerajaan Tarumanegara, sekitar abad ke-5 Masehi. Alkisah, pada masa itu Tarumanegara menggali sebuah saluran air untuk kesejahteraan penduduk.
Selain untuk kepentingan irigasi bagi area persawahan, saluran itu juga dimaksudkan untuk menghindari bencana banjir. Saluran air itu dinamai ‘Chandrabhaga’.
Berita pembangunan Chandrabaga dicatat oleh Kerajaan Tarumanegara dalam suatu prasasti. Pada tahun 1878, seorang ahli Belanda yakni Profesor H. Kern menemukan prasasti itu di Kampung Batu Tumbuh, Desa Tugu, Cilincing (saat ini di Jakarta Utara).
Ahli filologi Indonesia yang terkemuka, Profesor Poerbatjaraka, kemudian menguraikan bahwa Chandrabaga adalah gabungan dari kata chandra yang berarti ‘bulan’ dan bhaga yang berarti ‘bagian’. Secara etimologis, nama Chandrabhaga berarti ‘bagian dari bulan’. Namun, dalam Bahasa Jawa Kuno, kata chandra juga setara dengan kata sasi.
Perlahan-lahan, seiring perkembangan, kata sasi lebih sering digunakan dibanding chandra, sehingga nama Chandrabaga berubah menjadi Bhagasasi. Dalam lafal masa itu, Bhagasasi lebih kerap diucapkan sebagai Bhagasi.
Nama Bhagasi itulah yang kemudian dikenal pada masa kolonial Belanda. Namun, dalam lafal Belanda, Bhagasi dieja sebagai ‘Bacassie’. Nama itulah yang dalam di tengah masyarakat dilafalkan sebagai Bekasi hingga sekarang.
Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, juga pada masa perjuangan Revolusi Fisik (1946-1949), Bekasi memiliki sejarah khusus. Wilayah ini dijuluki sebagai ‘Bumi Patriot’ yang dihuni oleh para pejuang Tanah Air.
Kemudian, pada 1950-an, ketika muncul RIS Pasundan, masyarakat Bekasi kembali menunjukkan patriotisme. Pada tanggal 17 Januari 1950, para pemimpin dan tokoh masyarakat seperti R. Soepardi, KH. Noer Alie, Namin, Aminuddin, serta Marzuki Urmaini membentuk ‘Panitia Amanat Rakyat Bekasi’ sekaligus menggelar rapat akbar di Alun-Alun Bekasi. Bumi Patriot menuntut kembalinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Rapat akbar itu disesaki oleh sekitar 40.000 orang dari berbagai pelosok Bekasi. Hasilnya adalah sejumlah kesepakatan yang menjadi tuntutan bersama. Tuntutan itu dikenal sebagai ‘Resolusi 17 Januari’ dan ditandatangani oleh Wedana saat itu, A. Sirad, dan Asisten Wedana yakni R. Harun.
Salah satu poin terpenting dalam resolusi tersebut adalah tuntutan penggantian nama yang ketika itu digunakan, yakni Kabupaten Jatinegara. Masyarakat Bumi Patriot menghendaki agar nama wilayah mereka menjadi Kabupaten Bekasi.
Salah seorang Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia, Mohammad Hatta, kemudian menyetujui tuntutan masyarakat Bekasi. Ia menerbitkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 mengenai pembentukan kabupaten-kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Ia juga menerbitkan Peraturan Pemerintah nomor 32 Tahun 1950 tentang berlakunya UU Nomor 14.
Secara resmi, Kabupaten Bekasi terbentuk dan ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950. Tanggal itulah yang sekaligus menjadi hari jadi Kabupaten Bekasi yang diperingati setiap tahun.
Pada masa sekarang, Bekasi terus bertumbuh dan berkembang. Pada Desember 2017, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Bekasi menyebutkan, “Kabupaten Bekasi merupakan wilayah pertumbuhan ekonomi baru yang memiliki berbagai nilai lebih. Kemandirian kabupaten ini membuatnya menjelma sebagai mitra bagi wilayah-wilayah di sekitarnya. Kabupaten Bekasi tidak lagi sekadar menjadi wilayah penyangga.”
Bekasi memang memiliki peran dan posisi cukup strategis: terletak pada jalur ekonomi penting, yang menghubungkan ibu kota RI, Jakarta, dengan wilayah-wilayah di bagian timur Pulau Jawa. Selain itu, Kabupaten Bekasi sendiri memiliki wilayah industri yang termasuk terbesar di Asia Tenggara.
Karena itulah, selain untuk melayani mobilitas masyarakat dan memperlancar geliat ekonomi, termasuk distribusi sektor pertanian dan perkebunan, insfrastruktur transportasi menjadi salah satu fokus pembangunan yang utama. Tujuannya adalah untuk menciptakan sistem yang handal, terpadu, dan efisien.
Pada beberapa tahun terakhir ini telah dilakukan sejumlah langkah nyata. Underpass Tambun Selatan dengan lebar terowongan 22 meter dan panjang 162 meter dengan empat jalur dibangun. Terowongan itu dimaksudkan untuk mengurai kemacetan yang telah lama terjadi di daerah Tambun.
Rel kereta double double track (DDT) Manggarai-Cikarang juga dibangun. Panjangnya 34,14 kilometer dan diperkirakan selesai pada tahun 2018. Sementara itu, guna mendukung operasi KRL lintas Bekasi-Cikarang, Stasiun Cikarang didirikan. Adapun prasarana kereta api lintas Bekasi-Cikarang adalah hasil kerja sama antara Indonesia dan Pemerintah Jepang, melalui kontrak yang ditandatangani pada 2012 dengan nilai 2,3 triliun rupiah.
Sementara itu, fasilitas layanan kesehatan diperkuat dengan pembangunan Rumah Sakit Umum Cabangbungin. Tujuannya untuk memudahkan masyarakat di wilayah Bekasi bagian utara dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.
Dalam bidang perumahan, Kabupaten Bekasi telah melaksanakan program Rutilahu (Rumah Tidak Layak Huni). Tujuannya untuk memberikan bantuan kepada masyarakat dalam bidang permukiman di berbagai kecamatan.
Selain catatan di atas, masih ada sejumlah rencana pembangunan baru yang sedang direncanakan atau sedang dalam proses pengerjaan. Di antaranya adalah Flyover Tegal Gede di kawasan Tegal Gede, Desa Pasir Sari, Kecamatan Cikarang Selatan. Sejak 2016, tiang-tiang pancangnya telah berdiri, sebagai awal dari rencana pembangunan flyover yang akan menghubungkan kawasan Kalimalang dengan Cikarang Selatan. Pengerjaan jembatannya sendiri dimulai pada 2017.
Di kawasan Pebayuran juga segera dibangun jembatan yang akan menghubungkan Bekasi dengan Rengasdengklok di Kabupaten Karawang. Selama ini, kedua kawasan tersebut dipisahkan oleh aliran Sungai Citarum, sehingga masyarakat menempuhnya dengan menggunakan jasa penyeberangan (perahu eretan). Dengan kehadiran jembatan, percepatan kemajuan ekonomi diharapkan dapat segera terlaksana.
Infrastruktur lain dalam bidang transportasi yang telah direncanakan adalah Underpass Cibitung. Dengan lebar 37 meter, dua jalur telah digagas dengan panjang mencapai 400 meter. Pembangunan underpass ini ditargetkan agar rampung pada 2019.
Dalam bidang kesehatan, rencana pembangunan sebuah Rumah Sakit Umum Tipe D telah dicanangkan. Selama ini di Kabupaten Bekasi, keberadaan fasilitas umum seperti rumah sakit belum sebanding dengan jumlah penduduk. Berdirinya sebuah RSUD diharapkan akan meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, khususnya yang tinggal di Kecamatan Babelan dan sekitarnya.
Geliat di bidang industri dan perdagangan saat ini ditunjang pula oleh bidang pariwisata. Kabupaten Bekasi memiliki sejumlah destinasi andalan yang turut membantu pertumbuhan ekonomi. Di antaranya adalah wisata satwa (penangkaran buaya di Taman Buaya Indonesia), wisata rekreasi keluarga (Go Wet Waterpark di Tambun, Transera Waterpark di Kecamatan Tarumajaya, Waterboom Lippo Cikarang).
Wisata sejarah (Saung Ranggon, Gedung Juang 45, Situs Buni, makam pahlawan KH Noer Alie), wisata danau (Situ Cibeureum, Situ Rawa Binong), wisata pantai (kawasan Muara Gembong), wisata seni dan budaya (Batik Seraci Tarumajaya atau Batik Bekasi), maupun wisata industri (misalnya kawasan Coca Cola Amatil). Di luar daerah-daerah tujuan andalan ini, masih banyak potensi lain dalam bidang pariwisata yang dapat ditingkatkan di Kabupaten Bekasi.
Dan dalam bidang Olahraga, Stadion Wibawa Mukti yang merupakan kebanggaan masyarakat Kabupaten Bekasi yang berdiri megah sejak Tahun 2014 kini didapuk menjadi salah satu Venue penyelenggaraan olahraga terbesar se-Asia yaitu Asian Games ke-18 Tahun 2018.
Stadion yang berkapasitas hampir 30.000 Kursi kini telah dipugar sedemikian rupa seperti penggunaan rumput Rumput jenis Zoysia Matrella Lin Mer seperti standart Rumput yang dipakai pada Event Piala Dunia Russia 2018. Hal itu membuktikan keseriusan Pemkab Bekasi dalam membangun Kabupaten Bekasi sebagaimana Visi Kabupaten Bekasi yaitu “terwujudnya Kabupaten Bekasi Semakin BERSINAR Tahun 2022”
Semoga cita-cita tersebut semakin dekat untuk dapat tercapai. Semoga Kabupaten Bekasi semakin bersinar di Ulang Tahunnya yang ke-68 Tahun. (adv)