Fakta Bekasi, CIKARANG PUSAT – Potongan bonus atlet Paralympic pada Peparnas Papua 2021 lalu oleh NPC Kabupaten Bekasi mendapat sorotan dari berbagai pihak, salah satunya LSM Kompi. Kompi menilai, atlet paralympic yang meraih medali harusnya menjadi kebanggaan bagi organisasi, bukan malah menyiksa atlet karena adanya potongan dengan dalih dana kontribusi.
“Dengan adanya pemotongan bonus atlet Paralympic asal Kabupaten Bekasi pada Peparnas Papua beberapa waktu lalu, sangat kami sesalkan dan tentunya akan menjadi preseden buruk bagi organisasi keolahragaan khususnya NPC Kab Bekasi. Seharusnya NPC bangga dengan atlet yang mendapat bonus dari pemerintah dan sukses membawa nama baik daerahnya, bukan malah dipotong dengan alasan ini itu,” terang Ketua LSM Kompi Ergat Bustomi.
Baca juga: Alih-alih Dana Kontribusi, Bonus Atlet Peparnas Dipotong 30 Persen
Menurutnya, bonus itu hak atlet yang berprestasi jadi jangan diganggu atau dipotong sedikitpun. Atlet berhak menikmati hasil jerih payahnya selama berjuang di arena pertandingan.
“Kalau emang benar ada pemotongan bonus oleh sekretaris NPC Kab Bekasi, maka kami mendesak untuk segera mengembalikan potongan itu kepada para atlet, semoga masih ada niat baik untuk mengembalikan. Jika tidak ada niat baik, mungkin bisa beda lagi urusannnya dan kami akan mengawal masalah ini hingga tuntas,” ungkapnya.
Baca juga: Pertanyakan Pemotongan Bonus Atlet, Komisi II Bakal Panggil NPC Kab. Bekasi
Ditambahkan Ergat, pemotongan bonus atlet dan masuk ke rekening pribadi sekretaris NPC Norman Yulian merupakan sebuah kesalahan dan tindakan penyalahgunaan wewenang. Apapun alasannya, potongan bonus atlet yang masuk ke rekening pribadi diduga untuk kepentingan pribadi.
Baca juga: Wakapolres : Kami Tunggu Laporan Atlet Pelatih NPC Kabupaten Bekasi
“Ketika seseorang memimpin organisasi dan melakukan pelanggaran, dipastikan ada unsur penyalahgunaan wewenang. Untuk masalah ini kami menduga potongan bonus atlet untuk kepentingan pribadi. Apalagi NPC sudah menerima dana hibah, kenapa potongan bonus atlet masih tetap ada? Ini yang akan terus kami dalami,” pungkasnya. (FB)