Fakta Bekasi, BOJONGMANGU – Pemerintah Kabupaten Bekasi melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) melakukan acara penutupan program pemberian teori pelatihan Sekoper Cinta (Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-Cita), di Kantor Desa Bojongmangu, Kecamatan Bojongmangu, Rabu (29/7/2020).
Kegiatan tersebut merupakan objek pelaksanaan pembangunan Peningkatan Peran Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS).
Kepala Dinas DP3A Kabupaten Bekasi, Yuliadi Prihartono, dalam sambutannya, mengatakan, kegiatan yang sudah berlangsung para peserta pelatihan dapat menerapkan ilmu yang telah didapat pada rangkaian pelatihan Sekoper Cinta, dan dapat memberikan dampak pada perekonomian dan ketahanan keluarga, khususnya di Desa Bojongmangu.
“Sebelumnya saya ucapkan selamat kepada ibu-ibu yang sudah demikian antusias dan semangat mengikuti program yang berkaitan dengan P2WKSS, yaitu Sekoper Cinta. Semoga ilmu dan wawasan ibu-ibu menjadi modal yang luar biasa, dan memberikan dampak positif dan meluas terhadap perkembangan di Desa Bojongmangu, di bidang ekonomi, pendidikan dan sumber daya manusianya,” ucapnya.
Ia menambahkan, keterampilan dan wawasan yang didapat dalam pelatihan Sekoper Cinta, menjadi modal utama yang sangat penting untuk menyongsong masa depan yang banyak tantangan, terutama di sisi teknologi.
“Dengan teknologi yang semakin maju, dunia maya yang luas, betul-betul harus kita hadapi dengan cara-cara bijak. Ibu-ibu sudah mendapatkan materi yang menyangkut teknologi, harus diseriusi. Nanti juga dari Gugah Nurani Indonesia memberikan pelatihan seperti pelatihan bahasa Inggris dan menulis kreatif. Ini sebagai modal untuk membina keluarga yang lebih baik, dan membimbing anak-anak ke arah yang lebih baik, karena anak-anak kita sekarang sudah bisa mengakses dunia maya yang tiada batas,” katanya.
Sementara itu, Kepala Seksi Kualitas Hidup Perempuan dan Kualitas Keluarga DP3A Kabupaten Bekasi, Sapto Noviantoro mengungkapkan, pelaksanaan program sempat tertunda karena pandemi Covid-19 yang melanda, sehingga materi pelatihan yang sempat direncanakan menjadi terhambat. Namun demikian, perubahan yang diharapkan sudah mulai terlihat di masyarakat.
“Masyarakat di Desa Bojongmangu ini sangat santun, malu untuk berbicara dan mengutarakan pendapatnya. Tetapi dengan 8 pertemuan di program Sekoper Cinta, mereka sudah mulai berani menyatakan pendapatnya. Menurut saya, ini sebuah kemajuan yang patut kita apresiasi, mereka ada kemauan untuk maju dan belajar,” katanya.
Ani Dewi, salah satu peserta program Sekoper Cinta, mengungkapkan rasa perasaan sedih dengan berakhirnya program teori ini, dan berterimakasih telah diikutsertakan dalam pembinaan dan pelatihan.
“Saya ucapkan terima kasih banyak kepada tim fasilitator. Saya sedih karena saya merasa sudah jadi keluarga disini. Terima kasih atas ilmu yang luar biasa, dari fasilitator yang hebat. Semoga ilmu yang sudah diberikan bisa bermanfaat bagi kita semua. Semoga Desa Bojongmangu semakin maju, semakin sukses,” ucapnya haru.
Sekadar diinformasikan pada kegiatan tersebut ada 26 sub-tema yang diajarkan kepada 100 KK wanita di Desa Bojongmangu. Kelas terakhir yang diberikan pada peserta yakni kelas memasak dan forum diskusi mengenai peran peremuan dalam politik. Diluar program Sekoper Cinta, akan ada program pelatihan lain seperti pelatihan beternak, bercocok tanam, menulis kreatif, pelatihan Bahasa Inggris, dan lain sebagainya. (FB)