“Untuk jalurnya, hampir seluruh jalur sudah tersambung. Yang belum itu sekitar 500 meter di wilayah Jakarta Kota sekitar 300 meter, serta di wilayah Bekasi di dua lokasi,” kata Jumardi, Selasa (2/10).
Baca juga: Musyawarah Bersama, Warga Jatimulya Menerima Tahapan Pembebasan Lahan
Seperti diketahui, LRT merupakan salah satu proyek strategis nasional untuk menekan beban kemacetan di jalan raya. Di Jabar, LRT melintasi empat daerah yakni Depok, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi dan berujung di Kabupaten Bekasi.
Jumardi mengatakan, mayoritas wilayah di Jabar berjalan lancar, terutama dalam pembebasan lahan. “Depok sudah seluruhnya, Bogor juga demikian, kemudian di Kota Bekasi tinggal beberapa saja, seperti halnya Kelurahan Jakasampurna Bekasi masih ada sekitar 32 bidang lagi. Kami harapkan bulan ini, bisa segera dibayarkan, termasuk juga di Kabupaten Bekasi,” ucap dia.
Meski menjadi lokasi paling ujung, kata Jumardi, Kabupaten Bekasi memiliki peranan penting karena menjadi lokasi pembangunan depo LRT.
“Jadi di Bekasi ini menjadi lokasi penting, karena perbaikan kereta, kemudian semua kereta kan pulangnya ke sini. LRT juga kan tidak ada masinisnya, otomatis, jadi kontrolnya dari Jatimulya Kabupaten Bekasi ini,” ucapnya.
Dikatakan Jumardi, pembangunan depo LRT di Jatimulya menjadi satu prioritas pengerjaan. “Karena sebenarnya ada keterlambatan sedikit. Cuma, memang kami telah membuat beberapa skenario, pengoperasian awal itu lintas Cibubur, Taman Mini dan Cawang. Dipusatkannya nanti ada depo,” ucap dia.
LRT bakal dibangun sepanjang 44 kilometer, yang melintasi lima wilayah Jabar, Jakarta hingga Tangerang. Menurut Jumardi, untuk membangun LRT, dibutuhkan lahan seluas 14 hektar. Salah satu pembebasan lahan terbesar berada di Jatimulya, Kabupaten Bekasi, yang saat ini telah memasuki tahap musyawarah.
“Jatimulya ini menjadi salah satu prioritas kami. Anggaran Rp 600 miliar sudah disiapkan dan kami berharap akhir bulan ini sudah mulai dilakukan pembayaran,” ucap dia. (ger)