Fakta Bekasi, CIKARANG PUSAT— Angka perceraian di Kabupaten Bekasi mengalami peningkatan tiap tahun, berdasarkan data Pengadilan Negeri Cikarang, pada 2017 kemarin ada 3.190 perkara yang masuk. Dari jumlah itu sekitar 75 persen di antaranya perkara perceraian.
Setiap tahun penyebab utama perceraian selalu sama, yakni faktor ekonomi. Jika melihat data perkara perceraian yang masuk ke pengadilan, maka setiap tahunnya di Kabupaten Bekasi ada lebih dari 2.000 perempuan yang menjadi janda.
“Usianya bervariatif. Tapi paling tua usianya 50 tahun. Sisanya yang 25 persen itu perkara macam-macam. Seperti ahli waris, hak asuh anak dan lain-lain,” kata Panitera Pengadilan Negeri Agama Cikarang, Dede Supriadi, Senin (14/5/2018).
Dari data itu juga, paling banyak yang mengajukan gugatan dari pihak perempuan atau cerai gugat. Jumlahnya mencapai 90 persen. Dede mengatakan, untuk perkara perceraian umumnya terjadi perselisihan terlebih dulu. Faktor utama pemicu perselisihan tersebut yang paling menonjol adalah faktor ekonomi.
“Faktor kedua ialah adanya pihak ketiga. Tapi pihak ketiga tidak mesti perselingkuhan, ada juga dari orang tua. Kemudian ada juga karena faktor kekerasan dalam rumah tangga dan poligami tidak sehat,” katanya.
Dalam sebulan Pengadilan Negeri Cikarang menerima sekitar 300 perkara. Kata Dede, jumlah perkara tersebut tergolong tinggi.
“Sehari rata-rata ada 10 perkara yang masuk. Kita ini termasuk pengadilan yang menerima jumlah perkara tinggi, lebih dari 2.000 perkara,” katanya. (fb)