Fakta Bekasi, CIKARANG SELATAN-Peraturan Presiden nomor 86 tahun 2018 tentang Reforma Agraria mulai disosialisasikan. Regulasi tersebut dianggap penting, terlebih bagi para petani yang selama ini hanya menjadi penggarap.
Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Bekasi, Deni Santo mengatakan, reforma agraria ini sebenarnya bukan hal baru. Pengkajian konsepnya pun telah dibahas sejak lama. Namun demikian, komitmen bersamanya harus diperkuat.
“Pengalaman reforma ini sudah pernah dilakukan oleh Belanda tahun 1905, oleh kita Indonesia setelah merdeka tahun 1960, kemudian pada saat order baru dilakukan, contohnya transmigrasi. Berusaha mendistribusikan tanah kepada para petani harapannya agar sejahtera,” ucap Deni, Kamis (11/10) usai menghadiri sosialisasi Reformasi Agraria di Cikarang Selatan.
Di Kabupaten Bekasi, kata Deni, sebenarnya sulit menemukan tanah terlantar yang tidak digunakan. Hampir seluruh tanah dimanfaatkan karena memang nilai investasinya tinggi. Namun, reforma agraria ini tidak sebatas pada tanah terlantar, melainkan masyarakat yang telah menerima sertifikat melalui program Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL).
“Di Kabupaten Bekasi sedikit sekali tanah terlantas, paling ada satu di Cibitung. Tapi bisa dimanfaatkan melalui program PTSL. Dalam dua tahun ini sudah ada 56.000 bidang tanah yang telah PTSL, maka ini dapat diimplementasikan,” ucap dia.
Reforma Agraria di Kabupaten Bekasi, ujar Deni, sudah ditindaklanjuti BPN dengan membuat nota kesepahaman dengan Pemerintah Kabupaten Bekasi yang ditandatangani oleh Bupati Neneng Hasanah Yasin. Selanjutnya, akan dilakukan pertemuan lanjutan untuk merencanakan proses implementasi, inventarisasi, distribusi hingga pemberdayaan masyarakat atas tanahnya.
“Peran pemerintah daerah sangat penting karena leading sectronya sebenarnya mereka. Tapi di Kabupaten Bekasi sudah ada langkah awal, selanjutnya berkoordinasi lebih lanjut secara teknis dengan OPD. Ada 7 OPD yang terlibat, mulai dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Bappeda hingga Dinas Pertanian,” tandasnya. (ger)